Translate

Sabtu, 03 November 2012

AAAYYYEEEHHHHHH............



     ‘’ DASI DAN GINCU ’’

Bukan bahu ber bintang, bukan leher berdasi
yang kudambakan pria yang punya hati. 
Bukan alis berukir bukan bibir bergincu,
yang kudambakan gadis yang punya malu

cinta karena dasi akan segera basi
cinta karna gincu, akan segera layu

Jabatan perlu,
tampanpun perlu
bahkan emas permata
tetapi cinta di atas segalanya

berhias perlu, cantikpun perlu
untuk gairah cinta, etapi
akhlak mulia hiasan yang utama

tidakguna harta benda kalau jadi neraka
tidak guna wajah indah kalau jadi becana.

      ‘’ Lidah ’’

Lidah ituh sangat tajam, tajamnya lebih dari pedang 
Bicaralah macam-macam, asal jangan menyinggung orang
           
Karena dari omongan bisa menimbulkan keributan, 
Karena dari omongan bisa menimbulkan permusuhan

Lidah senjata utama bagi keselamatan anda
Pandai-pandailah menjaga, lidahmu kala berbicara

Kalau bicara baik seperlunya
jangan bicara kalau sia-sia

Kalau bicara baik seadanaya
janagn bicara kalau berdusta

      ‘’ MaRDATILA ‘’

Sering kuterjaga setiap malam
Sering kuterjaga setiap malam

Selalu terbayang
Selalu terkenang
Setiap malam.

Sering kuterjaga setiap malam
Sering kuterjaga setiap malam

Fikiran kuterbang di antara bintang
Fikiran kuterbang di antara bintang

Jauh menerawang ke alam hayalan
Mungkinkah ku jumpa dia yag ku cinta
Oooohhhh………… mardatila……..

Tidak sesuatupun yang aku dambakan
Tidak sesuatupun yang aku dambakan
Dan tidak seorangpun yang aku rindukan
Melebihi dia…..
Melebihi dia…..
Oooohhhh…………mardatila……….

‘’ SALEHAH ‘’

Setiap keindahan perhiasaan dunia
Hanya istri salehah perhiasan terindah

Setiap keindahan yang tampak oleh mata
Itulah perhiasaan, perhiasan dunia
Namaun yang paling indah di antara semua
Hanya istri salehah, istri yang salaehah

Hanya istri yang beriman, bisa di jadikan teman
Dalam tiap kesusahan selalu jadi hiburan

Hanya istri yang salehah, yang punya cinta sejati
Yang akan tetap setia dari hidup sampai mati
Bahkan sampai hidup lagi……………

‘’ MASADEPAN ‘’

Sedari kecil sehingga dewasa
Keras berpikir memeras tenaga
Pagi hari sekolah, karna harus belajar
Malam hari di rumah masih harus belajar
Juga biyaya banyak di korbankan
Demi membangun hidup masadepan

Kalau yang di maksudkan membangun masadepa, Cuma rumah dan sedan
oohh, sangat menyedihkan
Karna semua pasti di tinggalkan.

Masa depan sejati akhirat yang hakiki
tidak percuma tenaga, tidak percuma biyaya
bila hasilnya bahagia abadi

capailah dengan yang tuhan berikan
negri akhirat rumah masa depan
namun jangan kau lupa nasibmu di dunia
walaupun sementara tapi nikmati juga
dunia hanya tempat persinggahan
ladang akhirat dan bukan tujuan

‘’ MENGAPA ‘’

mengapa ku memujanya
mengapa kumengenalnya
akhirnya ku jatuh cinta
dan diapun membalasnya

setelah saling mencinta kukira jadi bahagia
ternyata indahnya cinta berubah jadi derita

apakah aku bersalah pabila mencintainya
bukankah hak manusia mencinta atau di cinta

kukagumi pribadinya mencintai yang tak punya
seumpama seorang raja mencintai sahayanya
walau dia ku cinta kurela melepasnya
demi nama baiknya kurela menderita.

            ‘’ MATAHARIKU ‘’

Bangkitlah hay satriaku
Sembuhlah sayang
Deritamu deritaku
Sembuhlah sayang

Bersinarlah matahariku
Terangi kembali hidupku

Bunga sekarang merana dan layu,
karena kumbang tak lagi merayu
Sang permaisuri di rundung nestapa
Karna sangraja di dalam musibah

Tanpa kamu alam seakan berduka
Terlukis di hati yang lara
Kumerindukan hari berbahagia
Yang penuh canda tawa ria
Dendangkanlah lagi, Lagu asmara.


‘’ MODERNNISASI ‘’

Moderenisasi yang kini melanda dunia Menjadi masalah, 
Ternyata masih banyak yang salah menafsirkannya,
Di dalam berkiprah, modern di cerna sebagai kebebasan, 
Bebas lepas tanpa adanya batasan

Kumpul kebo bukan modern, tapi suatu kemesuman, 
Mabuk-mabuk bukan modern, tapi suatu kemungkaran.
Kareuna takut ketinggalan jaman, eh ikut-ikutan
Saringlah dulu apa yang datangnya dari barat
Jangan asal telan ambil isi dan campakan kulitnya 
Ambil yang baik dan campakan buruknya

Berkemajuan dan juga berpendidikan di dalam segala bidang ini modern
Kemanusian tinggi nilai peradaban di segala pergaulan ini modern, 
Mari membangun Negara, dengan landasan agama

Memakai jilbab rapih sopan dan beradab
dan ini perintah tuhan di persoalkan..!!!!
Pakaian mini yang membangkitkan birahi
dan mengundang kejahatan ta keberatan.!!!!
Bila aurat tebuka pemerkosaan melanda.
    

                        “ LIMA”

Pesan nabi kepada semua umatnya
Jaga 5 sebelum datang yang 5
1.      Jaga muda sebelum tua
2.      Jaga kaya sebelum miskin
3.      Jaga sempat sebelum sempit
4.      Jaga sehat sebelum sakit
5.      Jaga hidup sebelum mati
Selagi kau sehat bekerja yang giat
Usia yang muda jangan kau sia-sia
Selagi kau kaya jangan poya-poya
Gunakanlah harta di dalam bertakwa
Agar dirimu tidak merugi dalam hidup yang singkat ini
Agar kau tidak menyesal di saat menghadap illahi
Dari itu marilah kawan jaga 5 sebelum datang yang 5.


“ 200 JUTA “

Kurang lebih dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia
Terdiri dari banyak suku bangsa itulah Indonesia

Ada sunda
Ada jawa
Aceh
Padang
Batak

Janganlah saling menghina satu suku bangsa dengan lainnya
Karena kita satu bangsa dan satu bahasa Indonesia
Bineka tunggal ika lambang Negara kita Indonesia
Walaupun bermacam- macam aliran tetapi satu tujuan

Kurang lebih 200 juta jiwa penduduk Indonesia
Terdiri dari banya suku bangsa itulah Indonesia

Betawinya
Maduranya
Ambon
Bugis
Dayak

        “ 1001 MACAM “

1001 macam itu bidang pekerjaan
Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden
1001 mcam cara orang cari makan  
Dari menjual Koran sampai menjual kehormatan

Ada cara yang halal, ada cara yang haram
Silahkan mau pilih cara mana
Namun semua cara ada tanggug jawabnya
Di hadapan tuhan dan manusia

Banyak orang berkata dalam mencari nafkah
Cari yang haram aja sudah susah, apalagi yang halal
Jangan di dengar itu semua tidak benar

Banayak orang berkata, yang jujur pasti hancur
Karena jaman kini sudah edan
Jujur tidak makan.
Janagan di dengar itu semua sangat tidak benar

Siapa meninggalkan yang haram karena takut kepada tuhan
Pasti paginyakan di gantika, rijki yang halal dan di gandakan
Insya’allah……..

 “ ANTARA TEMAN DAN KEKASIH ”

Tiada mungkin lagi- tiada mungkin lagi
Kunanti, lama kunanti datangmu duhai kekasih
Sungguh lama kumenanti berhari, berbulan tahun berganti
Kecewa hati kecewa, setelah kita berjumpa
Sungguh hatiku kecewa, karena kini kau telah berdua

Ternyata dia yang kau cinta, karibku yang paling setia
Betapa aku menderita, ta’akan ku menyakitinya
Kukan mencoba untuk melupakanmu,
walau kutau sunggu aku tak mampu,
demi tidak merenggut kebahagiannya, kurelakan segalanya

Mengapa harus terjadi, cobaan seberat ini
Hingga harus kumemilih, antara teman setia dan kekasih
Biarlah diriku sajah merana dan menderita,
Padamu satu kupinta, sayangi serta cintailah dia.

“ AZZA “

Kurasakan kasihmu, sungguh kurasakan
Kurasakan sayangmu sungguh kurasakan
Kurasakan cintamu, azzaaa…

Apa yang aku minta engkau memberikan
Dan Apa yang aku dambakan engkau meluluskan
Apa yang aku mau engkau sediakan
Dan apa yang aku harapkan engkau menjanjikan
Adzza-adzza-adzza-adzza-adzza-adzza
Adakah yang sebaik dia,..?? tidak ada
Adakah yang sebijak dia..?? tidak ada
Adakah yang setulus dia.?? Tidak ada
Adakah yang seikhlas dia.?? tidak ada
Adakah..??? tidak ada
Adakah..??? tidak ada
Adzza-adzza-adzza-adzza-adzza-adzza

Bila aku bersedih engkau menghiburkan
Pabila aku Merana engkau bahagyakan
Bila aku Bersalah engkau mema’afkan
Pabila aku terlena engkau menyadarkan

    “ BERSATULAH “

Wahai ketahuilah sesungguhnya muslim bersaudara, 
Wahai berpeganglah pada tali, allah ta’ala.

Ayoo-ayoo bersatupadu, 
Ayoo-ayoo dan seirama
Ayoo-ayoo seiman sejalan
Berpedoman pada tuhan mari galang persatuan

Ayoo-ayoo bersatu padu, 
Ayoo-ayoo dan seirama, 
Ayoo-ayoo rapatkan barisan, 
Agar semua musuh islam takan punya kesempatan

Janganlah kalian suka berpecah belah, 
Laksana buih di atas lautan, selalu di ombang’ambingkan

Jiwa dan raga, juga harta - 
jiwa dan raga, juga harta, 
Kita relakan demi agama, dan demi tegaknya kebenaran 
Kita semua, takan rela – 
kita semua, takan rela. 
Pabila ada yang coba-coba mengganggu dan merusak aqidah

Allah-allah- hanya pada allah Kita menyembah Allah, tunduk dan bertaqwa 
Bila datang kebenaran pasti hancur kebatilan

“ BUAH DURI NERAKA “

Telah kutanam benih anggur yang merah, juga benih delima
Tetapi yang tumbuh buah duri neraka
Harus kutelan pahit tersa, menusuk pedih sampai ke hati

Betapa kejam Permainan dunia, yang penuh tipu daya
Ternyata sang cinta tak selamanya indah.

Derita kulalui, hari demihari.
Sementara kau berpesta penuh cinta
Besarya pengorban, tiada kau hargai,
Tak menepis lalat yang hinggap di pipi

“ CANE “

Caneee…..caaaanneeee…….
perawan betawi cantiknye alami, kaye ratu mimpi
Caneee…..caaanneeee……
emang di kampungnye, dieleh kembagnye,
Ehbanyak perjake tergile-gile

Kalau dandan ga perneh lepas kudungan
Kalau jalan, matanye ga jela’latan
Cantik parasnya cane, kaga ketulungan
Budibasanye cane, penuh kesopanan

Caneeee…. Caaannneeee……….


     “ HARI BANGKIT “

Hari berbangkit, hari yang pasti akan datang kawan, 
Di hari itu semua amal di perlihatkan
Hari berbangkit, hari yang teramat mendebarkan
Di hari itu pahala dan dosa di perhitungkan

Celaka bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka bagi siapa yang suka berbuat dosa

Dihari itu hiruk’pikuk memecah telinga
Semua manusia gundah resah dengan urusannya
Dihari itu sang ibu lari dari anaknya,Tak seorangpun yang dapat menolong sesamanya

Celaka bagi siapa yang suka meningkarinya
Celaka bagi siapa yang suka berbuat dosa

        ‘’ KEMATIAN ‘’

Suatu sa’at pastikan datang, saat-saat paling menakutkan, 
Sangmalaikat pencabut nyawa akan mrenggut ruhmu dari badan 
Tak seorangpun yang akan dapat menolongmu dari kematian, 
Juga hartamu taakan mampuh menebusmu dari kematian

Ada dua cara kemtia, tergantung iman dan perbuatan, 
Ada yang bagai rambut, di cabut dari tepung, Ini mati bagi yang taqwa

Namun bagi orang yang durjana, matikan merupakan derita 
Sakitnya bagai sutra di cabut dari duri, ini ajab tuhan yang nyata  

      ‘’ KAULA MUDA ‘’

Kaula muda, Kau punya gairah
Kaula muda, Kau punya tenaga
Gunakanlah masamuda untuk bekerja
Sebelum menjadi tua dan takberdaya

Kaula muda, Kau punya semangat
Kaula muda, Kau punya keringat
Kobarkan api berjuang mencegah maksiat
Jangan kau selalu jadi sasaran nasehat

Kalau masamuda selalu hura-hura
Masadepan suram takakan bahagia
Kalau masamuda selalu poya-poya
Masadepan susah taakan bisa jaya

Kaula muda, Kau punya tantangan
Kaula muda, Kau punya harapan
Dari itu janganlah kau berpangkutangan
Singsingkan lenganbaju raih kemenangan 

Kaula muda, Kau punya potensi
Kaula muda, Kau punya kreasi    
Manpaatkanlah sebelum menyesal nanti
Masa muda takan terulang lagi

‘’ HAJI ‘’

Kami datang, Memenuhi panggilanmu ya allah
Kami datang, Demi mencari ridhomu ya allah

Berhaji melebur dosa, dan menempa iman dan takwa, 
Berjuang pisabililah para haji benteng agama

Berbagai macam bangsa di dunia, bersatu membaur di depan ka’bah
Berbagai macam bahasa menggema mohon ampunan seraya berdo’a
Haji menyatukan dunia
Haji menyambung ukhuwah
 


Jumat, 19 Oktober 2012

Kelompok dan Tim dalam Organisasi




Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing.[1]
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
Konsep Dasar Kelompok
Nilai dan Norma – Kelompok mengembangkan pola hubungan sosialnya sendiri, termasuk kode dan praktek (norma) yang patut ditunjukkan lewat perilaku kelompok tersebut. Norma yang ada dalam kelompok yang bersifat informal misalnya:
  • Tidak menghasilkan output yang terlalu besar dibandingkan para anggota lain atau melebihi batasan produksi yang ditetapkan kelompok;
  • Tidak menghasilkan produksi atau output yang lebih rendah ketimbang yang diberlakukan kelompok;
  • Tidak mengatakan sesuatu pada supervisor atau manajemen yang bisa membahayakan anggota kelompok lainnya; dan
  • Orang dengan otoritas atas anggota kelompok lain, semisal inspektur, seharusnya tidak mengambil keuntungan dari senioritasnya tersebut atau menjaga jarak sosial dengan kelompok.

Kelompok punya sistem sanksinya sendiri, termasuk tindakan kasar, merusak hasil pekerjaan, menyembunyikan peralatan kerja, mengelabui inspektur, dan menghambat pekerjaan para anggota yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma kelompok. Ancaman kekerasan fisik juga kerap terjadi, dan kelompok telah mengembangkan sistem penghukuman terhadap para pelanggar bahkan dengan meninju tangan si pelanggar. Metode seperti ini telah dikenal sebagai pengendalian konflik di dalam kelompok.
Suatu penelitian yang dilakukan Economic & Social Research Council memberi perhatian pada pentingnya norma-norma sosial di antara para pekerja. Mereka menyelidiki apakah pekerja selain diarahkan oleh insentif uang juga dirahkan oleh tekanan yang dilancarakan rekan kerja mereka?
Peran – Kelompok yang satu memiliki kebutuhan akan peran yang berbeda bagi para anggotanya ketika diperbandingkan kelompok lain. Seseroang akan mudah memahami perilaku seseorang di dalam suatu situasi khusus jika orang tersebut mengetahui peran seperti apa yang orang tersebut tengah mainkan. Sehubungan dengan peran ini, sejumlah penelitian menyatakan kesimpulan berikut : (1) Orang punya beragam peran; (2) Orang belajar peran dari rangsangan di sekitar mereka yang muncul dari teman, buku, film, dan televisi; (3) Orang punya kemampuan berganti peran secara cepat tatkala mereka mengenali suatu situasi yang secara menuntut perubahan peran; (4) Orang kerap mengalami konflik peran tatkala peran di satu situasi bertabrakan dengan peran di situasi lainnya.
Kohesivitas – Kelompok-kelompok saling berbeda sehubungan dengan masalah kohesivitas. Kohesivitas adalah derajat mana anggota tertarik pada anggota lainnya dan termotivasi untuk tetap bertahan di dalam kelompok. Contohnya, suatu kelompok memiliki kohesivitas tatkala para anggotanya sering meluangkan sejumlah besar waktu luang, baik dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan, secara bersama.
Ukuran – Ukuran menentukan perilaku keseluruhan dari suatu kelompok. Kelompok berukuran kecil lebih cepat menyelesaikan tugas ketimbang kelompok yang besar. Jika suatu kelompok terlibat dalam penyelesaian masalah, maka kelompok yang lebih besar secara konsisten cenderung menyelesaikannya secara lebih ketimbang kelompok yang lebih kecil. Dalam hal penyelesaian ini, kelompok yang lebih besar memperoleh masukan-masukan berbeda dan variatif yang lebih banyak. Jadi jika sasaran kelompok adalah menemukan fakta, maka kelompok besar akan lebih efektif. Di sisi lain, kelompok kecil lebih baik dalam melakukan hal-hal yang produktif karena faktor inputnya. Kelompok yang terdiri atas 7 anggota cenderung lebih efektif dalam melakukan tindakan ketimbang kelompok yang terdiri atas 100 orang.
Komposisi – Hampir sebagian kegiatan kelompok butuh variasi keahlian dan pengetahuan. Dengan demikian masuk akal guna menyimpulkan kelompok heterogen lebih mungkin punya kemampuan dan informasi yang variatif dan sebab itu lebih efektif dalam menyelesaikan suatu persoalan ketimbang kelompok yang homogen.
Status – Status adalah tingkat prestise, posisi, atau peringkat di dalam kelompok. Status bisa ditentukan secara formal oleh kelompok. Namun, pembicaraan mengenai status ini kerap ditujukan dalam membahas status dalam konteks kelompok informal. Status yang bersifat informal dapat diperoleh berdasarkan pendidikan, usia, jenis kelamin, keahlian, ataupun pengalaman. Segala atribut bisa memiliki nilai status jika orang lain di dalam kelompok memandang status tersebut berharga. Harus dipahami bahwa status informal sama pentingnya dengan status informal.
Kelompok Formal dan Informal
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.
Kelompok Formal – Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja. Contohnya, pengelompokan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang relatif serupa ke dalam satu kelompok. Kelompok ini merupakan hasil dari sifat teknologi yang diterapkan perusahaan dan berhubungan dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Kelompok juga terjadi tatkala sejumlah orang pada tingkat atau status yang sama dalam organisasi memandang diri mereka sebagai satu kelompok. Contoh, kepala-kepala departemen suatu perusahaan industri baja, atau kepala-kepala dinas suatu kabupaten, atau guru-guru.
Kelompok formal tercipta untuk mencapai tujuan organisasi. Kelompok ini sangat memperhatikan aspek kegiatan kerja yang terkoordinasi. Orang-orang disatukan bersama berdasar peran yang telah ditentukan di dalam struktur organisasi. Sifat pekerjaan adalah aspek dominan dari kelompok formal. Sasaran pekerjaan kelompok tersebut diidentifikasi oleh manajemen. Setelah sasaran ini dibentuk, segera menyusul pembentuk aturan-aturan, hubungan, dan norma perilaku di kelompok tersebut.
Kelompok formal cenderung permanen, kendati terdapat perubahan keanggotaan aktualnya. Kendati demikian, kelompok formal temporer ini juga diciptakan oleh manajemen, misalnya pembentukan tim-tim berorientasi proyek dalam organisasi yang bercorak matriks. Kelompok kerja formal dapat dibedakan lewat sejumlah cara, semisal berdasar keanggotaan, tugas yang dilakukan, sifat teknologi, atau posisi di dalam struktur organisasi.
Kelompok Informal – Di dalam struktur organisasi formal, selalu terdapat struktur informal. Setiap struktur organisasi formal, khususnya seputar sistem hubungan peran, peraturan, dan prosedur di antara para anggotanya, akan ditanggapi oleh penafsiran dan pengembangan para pekerja di tingkat informal.
Kelompok informal pembentukannya lebih didasarkan pada hubungan dan persetujuan informal di antara para anggota kelompok ketimbang hubungan peran yang telah ditentukan manajemen. Hubungan informal tersebut dibentuk untuk memuaskan kebutuhan sosial dan psikologis para anggota kelompok, sehingga tidak mesti berhubungan dengan tugas-tugas organisasi yang harus mereka laksanakan. Kelompok mungkin saja menggunakan aneka cara demi memuaskan afiliasi anggota dan motivasi sosial lainnya yang dianggap kurang tersedia di dalam situasi kerja organisatoris. Kelompok informal ini utamanya banyak terentuk dalam organisasi industri. Keanggotaan dalam kelompok informal dapat bersifat lintas struktur formal. Mereka terdiri atas individu yang berasal bagian organisasi yang berbeda ataupun tingkatan yang berbeda pula, baik vertikal, diagonal, maupun horisontal.
Kelompok informal dapat bercorak serupa dengan kelompok formal, ataupun bisa pula terdiri atas sebagian kelompok formal. Anggota kelompok informal mengangkat pemimpin informalnya sendiri yang nantinya menjalankan otoritas dengan persetujuan dari para anggota. Pemimpin informal biasanya dipilih berdasarkan kriteria kemampuan seseorang dalam mewakili nilai dan sikap para anggota, membantu menyelesaikan konflik, memimpin kelompok untuk memuaskan kebutuhannya, atau bernegosiasi dengan manajemen atau orang lain di luar kelompoknya, seperti tampak pada skema-skema berikut:[2]

Gambar 18 Kelompok Informal Lintasi Struktur Formal Organisasi versi Robbins
Contoh yang paling kiri mewakili garis vertikal, yang tengah mewakili garis diagonal, dan yang paling kanan mewakili garis horisontal.
Fungsi Kelompok Informal
Menurut Robbins, kelompok informal punya beberapa fungsi berikut :
  • Pelestarian budaya kelompok informal. Budaya dalam konteks ini berarti seperangkat nilai, norma, dan keyakinan yang menciptakan pedoman penerimaan dan perilaku kelompok. Seseorang hanya bisa menjadi anggota suatu kelompok infomal hanya jika mau menerima budaya ini. Jika tidak mau menerima budaya, maka seseorang akan dianggap “orang luar” atau “diisolasi.”
  • Pemeliharaan sistem komunikasi. Kelompok menginginkan seluruh informasi yang berdampak pada kesejahteraan mereka, baik positif ataupun negatif. Jika kelompok menentang suatu kebijakan atau motif di belakang suatu tindakan manajemen, maka mereka akan mencari gantungan  lewat saluran komunikasi formal dan menyebarkan informasi tersebut ke tiap-tiap anggota organisasi.
  • Pelaksanaan kontrol sosial. Konformitas atas suatu budaya kelompok informal dikuatkan melalui pemberlakkuan teknik-teknik kendali sosial dari yang bersifat halus seperti teguran atau isolasi sementara ataupun yang konyol seperti penjegalan ataupun tindak kekerasan.
  • Provisi minat dan kesenangan di dalam kehidupan kerja. Banyak pekerjaan sifatnya monoton sehingga gagal meraih atensi dari para pekerja. Pekerjaan juga dianggap sedikit menawarkan prospek masa depan yang baik. Atas kondisi ini, para pekerja mencoba melakukan kompensasi lewat hubungan interpersonal yang disediakan oleh kelompok dan di dalam aktivitas tersebut, waktu luang digunakan untuk “gosip”,  “canda”, “dugem” dan bahkan hal yang negatif seperti “berjudi”, “mencari keributan” atau “mabuk-mabukan”.
Robbins menyebut sejumlah klasifikasi kelompok, yang menurutnya terdiri atas : (1) Kelompok Komando, (2) Kelompok Pekerjaan, (3) Kelompok Kepentingan, dan (4) Kelompok Pertemanan. Kelompok 1 dan 2 ada dalam ikatan kelompok formal, sementara kelompok 3 dan 4 ada dalam ikatan kelompok informal.
Kelompok Komando ditentukan oleh bagan organisasi. Ia terdiri atas bawahan yang melapor langsung pada manajer tertentu. Kepala sekolah SD berikut 12 gurunya membentuk kelompok komando dalam mensupervisi seluruh guru. Kelompok Pekerjaan juga ditentukan secara organisasional, mewakili orang-orang yang bekerja secara bersama guna menyelesaikan pekerjaan. Kendati begitu, batasan di dalam kelompok pekerjaan tidak hanya pada atasan langsungnya secara hirarkis. Ia bisa lintas hubungan komando antar departemen.
Misalnya, jika seorang mahasiswa dituduh dalam kasus kriminal, kasus tersebut membutuhkan komunikasi dan koordinasi diantara Pembantu Ketua, Senat Mahasiswa, BAAK, bagian keamanan, dan Penasehat Akademik. Bentuk koordinasi tersebut membentuk kelompok pekerjaan. Harus dipahami, seluruh kelompok komando juga merupakan kelompok pekerjaan, tetapi karena kelompok pekerjaan dapat lintas organisasi, maka kelompok pekerjaan tidak otomatis dianggap kelompok komando.
Orang yang tergabung ke dalam kelompok komando ataupun kelompok pekerjaan bisa terafiliasi dengan suatu tujuan spesifik yang menarik perhatiannya. Jika tarikan untuk berafiliasi yang didasarkan atas kepentingan ini terjadi, maka kelompok yang terbentuk adalah kelompok kepentingan. Pekerja yang tergabung bersama guna menggagas piknik (kepentingan rekreasi), membela rekannya yang dipecat secara tidak hormat (kepentingan keamanan posisi), atau mencari tunjangan perusahaan (kepentingan ekonomi) merupakan bentuk kegiatan kelompok kepentingan.
Kelompok juga kerap dibangun akibat adanya kenyataan bahwa para anggota secara individual punya satu atau beberapa karakteristik yang sama. Ini bisa disebut kelompok pertemanan. Kesetiaan sosial, yang kerap meluas hingga keluar lingkungan kerja, dapat didasarkan pada, kesamaan usia atau asal-usul etnis, dukungan pada kesebelasan Manchester United, atau kesamaan garis politik selaku pendukung Partai Keadilan Sejahtera. Kelompok informal menyediakan fungsi penting dengan memuaskan kebutuhan sosial anggotanya.
Berikut adalah alasan mengapa orang bergabung ke dalam kelompok :[3]

Perbedaan Kelompok dan Tim dalam Konteks Pekerjaan
Stephen P. Robbins melakukan pembedaan antara Kelompok Kerja dengan Tim Kerja berdasarkan 4 variabel yaitu: Sasaran, Sinergi, Akuntabilitas, dan Keahlian. Perbedaannya dapat dilihat dalam skema-skema berikut :[4]

Gambar 19 Beda Kelompok Kerja vs. Tim Kerja versi Robbins
Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan Kelompok dan Tim berdasarkan 6 variabel yaitu: Ukuran, Seleksi, Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Taksonomi beda lengkapnya sebagai berikut :[5]
Tabel 13 Taksonomi Beda Variabel Tim dan Kelompok versi Robbins

Variabel
Tim
Kelompok
Ukuran
Terbatas
Medium dan Besar
Seleksi
Krusial
Imaterial
Kepemimpinan
Berbagi atau dirotasi
Solo
Persepsi
Pemahaman pengetahuan saling melengkapi
Fokus pada pemimpin
Gaya
Peran koordinasi yang tersebar
Konvergensi, konformisme
Semangat
Interaksi dinamis
Kebersamaan mengalahkan musuh
Jenis-jenis Tim
Tim dapat diklasifikasikan berdasar tujuannya. Terdapat 4 bentuk umum dari tim yang biasa kita temukan sehari-hari yaitu : Tim Problem-Solving, Tim Self-Managed Work, Tim Cross-Functional, dan Tim Virtual. [6]

Gambar 20 Tim Problem Solving versi Robbins
Tim Problem-Solving – Kata tim mulai populer sejak 1980-an. Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain. Mereka umumnya terdiri atas 4 hingga 12 pekerja yang dibayar per jam dari departemen yang sama yang saling bertemu sekian jam setiap minggu untuk membahas peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim seperti ini disebut Tim Problem-Solving.
Dalam tim jenis ini, para anggota saling berbagi gagasan dan menawarkan saran seputar  proses dan metode kerja seperti apa yang perlu dilakukan agar produktivitas dapat ditingkatkan. Jarangkali tim-tim ini diberikan otoritas untuk secara unilateral (sendirinya) menerapkan saran mereka ke dalam tindakan. Satu hal yang dikenal sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas. Ini merupakan tim kerja terdiri atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan supervisor yang saling berbagi gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur guna mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab masalah, dan merekomendasikan penyelesaian.

Gambar 21 Tim Self-Managed Work versi Robbins
Tim Self-Managed Work – Tim Problem-Solving sudah ada di jalur yang benar, tetapi mereka tidak beranjak jauh dalam hal pelibatan pekerja dalam proses pembuatan keputusan (apalagi implementasi) yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Kekurangan ini mendorong eksperimen dari tim yang benar-benar otonom yang tidak hanya bercorak problem-solving melainkan juga menerapkan penyelesaian dan punya kewenangan penuh atas hasil-hasilnya.
Tim Work Self-Managed umumnya terdiri atas 10 hingga 15 orang yang mengambil alih tanggung jawab dari para supervisor. Tanggung jawab ini termasuk kendali menyeluruh atas kecelakaan kerja, penentuan penilaian pekerjaan, pemecahan masalah organisasi, dan pilihan prosedur-prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara kolektif. Tim ini bahkan memilih sendiri anggotanya. Robbins mencontohkan Xerox, General Motors, Coors Brewing, PepsiCO, Hewlett-Packard, Honeywell, M&M/Mars, dan Aetna Life sebagai contoh sejumlah nama perusahaan populer yang telah mengimplementasikan konsep tim self-managed work. Perkiraan menyebut sekitar 30% pekerja Amerika Serikat menggunakan bentuk tim, dan diantara firma-firma besar, jumlah tersebut mendekati angka 50%.

Gambar 22 Tim Cross-Functional versi Robbins
Tim Cross-Functional – Menurut Robbins, Custom Research, Inc, firma riset pemasaran di Minneapolis, Amerika Serikat secara historis telah mengorganisir departemen-departemen yang bersifat fungsional, tetapi manajemen senior menyimpulkan bahwa departemen-departemen tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan yang berubah-ubah dari klien-klien firma. Akibat dari hal tersebut, firma ini menggagas dibentuknya satu tim lintas departemen yang bertujuan meningkatkan komunikasi dan penelusuran catatan kerja, yang akan membawa pada peningkatan produktivitas dan kepuasan klien. Organisasi ini mencerminkan Tim Cross-Functional. Tim ini terdiri atas pekerja-pekerja dari tingkat hirarki yang serupa tetapi beda wilayah pekerjaannya. Mereka bergabung bersama guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
Robbins menyebutkan, banyak organisasi sudah menggunakan Tim Cross-Functional seperti ini semisal IBM membentuk gugus tugas tahun 1960-an yang terdiri atas pekerja lintas departemen dalam perusahaan guna mengembangkan Sistem 360 yang terbukti sukses. Gugus tugas tiada lain melainkan Tim Cross-Functional yang sifatnya temporer. Namun, Robbins mencatat bahwa ledakan penggunaan Tim Cross-Functional kemudian juga terjadi di tahun 1980-an yang dilakukan oleh Toyota, Honda, Nissan, BMW, General Motors, Ford, dan DaimlerChrysler.
Sebagai contoh, masih menurut Robbins, antara tahun 1999 hingga Juni 2000 manajemen senior IBM menarik 21 pekerja dari sekitar 100 ribu staf teknologi informasinya guna meminta saran bagaimana perusahaan bisa cepat menyelesaikan proyek dan memasarkan produk secara cepat ke pasar.  Ke-21 anggota dipilih karena mereka punya karakteristik yang serupa dimana mereka pernah berhasil memimpin proyek-proyek berjangka cepat. “Speed Team”, demikian julukan tim tersebut, bekerja selama 8 bulan saling berbagi informasi, menguji perbedaan antara proyek-proyek berjangka cepat dan lambat, dan mereka mampu melahirkan rekomendasi-rekomendasi seputar bagaimana IBM bisa mempercepat produksinya.

Gambar 23 Tim Virtual versi Robbins
Tim Virtual – Tim-tim yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face. Tim Virtual menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan.
Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-face, yaitu : (1) Ketiadaan komunikasi lisan-fisik; (2) terbatasnya konteks sosial, dan (3) kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. Dalam komunikasi face-to-face, orang menggunakan paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya. Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut nihil di dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan sosial yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.
Robbins mencontohkan, perusahaan seperti Hewlett-Packard, Boeing, Ford, VeriFone, dan Royal Dutch/Shell menjadi pengguna utama Tim Virtual ini. VeriFone, contoh Robbins lebih lanjut, adalah perusahaan perakit mesin pembaca informasi kartu kredit, di mana penggunaan Tim Virtual-nya memungkinkan 3000 karyawannya, yang berlokasi di seluruh penjuru dunia, untuk kerja bersama mendesain proyek, merencanakan pemasaran, dan membuat presentasi penjualan. Lebih jauh, wakil presiden VeriFone menyatakan “Kami tidak memindahkan orang. Jika seseorang nikmat tinggal di Colorado dan bisa melakukan pekerjaan dari sana, kenapa kami harus mengintimidasinya?
Ukuran efektivitas suatu tim kerja tersembul di bawah ini :

Gambar 24 Model Analisis Efektivitas Tim berikut Variabel-variabel Bebasnya versi Robbins
Desain kerja – Variabel desain kerja meliputi variabel-variabel seperti kemerdekaan dan otonomi, kesempatan menggunakan aneka keahlian dan bakat, kemampuan menyelesaikan pekerjaan atau menciptakan produk, dan mengerjakan tugas atau proyek yang punya dampak signifikan atas orang lain.
Komposisi – Kategori ini terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan dengan bagaimana tim harus diisi, lewat:
(1)  Kemampuan, dalam tim dibutuhkan orang yang ahli dalam membuat keputusan dan problem solving, teknis, dan interpersonal skill;
(2) Personalitas, yaitu The Big Five personality seperti ada dalam pendekatan sifat dalam kepemimpinan;
(3)  Pengalokasian peran dan keragaman, yaitu tim harus memiliki 9 peran, yaitu :
- creator-inovator – menginisiatif gagasan kreatif;
- explorer-promoter – juara gagasan setelah dimulai;
- assessor-developer – menganalisa pilihan keputusan;
- thruster-organizer – menyediakan struktur;
concluder-producer – menyediakan arah dan mengikutinya;
- controller-inspector – memeriksa rincian;
- upholder-maintainer – bertarung di pertempuran luar;
- reporter-adviser – menjadi informasi seluas-luasnya; dan
- linker – mengkoordinir dan mengintegrasikan.
(4) Fleksibilitas anggota – Tim terdiri atas individu-individu fleksibel yang anggotanya dapat saling melengkapi tugas satu sama lain. Ini nyata berguna bagi suatu tim karena secara signifikan mampu meningkatkan adaptabilitas dan membuatnya luwes di mata para anggotanya. Jadi, pemilihan anggota dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas, yang lalu secara silang melakukan lahihan untuk saling mengerjakan pekerjaan anggota lain.
Konteks – Tiga faktor kontekstual yang muncul paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim adalah adanya sumber daya yang mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi kinerja dan sistem reward yang mencerminkan kontribusi tim.
- Sumber daya mencukupi. Kelompok kerja adalah bagian kecil dari sistem organisasi sebagai totalitas. Seluruh tim kerja bersandar pada sumber daya di luar kelompok agar tetap hidup. Kelangkaan sumber daya langsung mengurangi kemampuan tim untuk bekerja secara efektif. Faktor yang paling penting dari sumber daya ini adalah dukungan dari organisasi secara keseluruhan, terutama dana, sumber daya manusia, dan pendelegasian wewenang.
- Kepemimpinan dan Struktur. Anggota tim harus setuju siapa dapat melakukan apa dan memastikan seluruh anggota berkontribusi secara sama dalam pembagian beban pekerjaan. Sebagai tambahan, tim perlu menentukan bagaimana jadual kerja tim sebaiknya dirancang, skill apa yang dibutuhkan bagi kemajuan tim, bagaimana kelompok menyelesaikan konflik, dan bagaimana kelompok membuat dan memodifikasi keputusan yang sebelumnya pernah dibuat. Kepemimpinan tidak selalu dibutuhkan. Contoh, bukti-bukti menunjukkan bahwa tim yang bekerja secara mandiri (self-managed work team) kerap menunjukkan kinerja yang lebih baik ketimbang tim yang punya pemimpin yang diangkat secara formal. Pemimpin dapat merusak kinerja, baik tatkala mereka ikut campur dalam kerja-kerja yang tengah dilakukan tim self-managed work. Dalam Tim Self-Managed Work, anggota tim menyerap banyak pekerjaan secara leibh besar ketimbang yang bisa diasumsikan oleh manajer.
-  Evaluasi Kinerja dan Sistem Reward. Secara tradisional, evaluasi berorientasi individu dan sistem reward harus dimodifikasi guna merefleksikan kinerja tim. Evaluasi kinerja individu seperti upaya resmi per jam, insentif individu, dan sejenisnya tidak konsisten dengan perkembangan kinerja tinggi yang ditunjukkan tim. Jadi, selaku tambahan guna pengevaluasian dan mereward pekerja bagi kontribusi individualnya di dalam tim, manajemen harus mempertimbangkan appraisal berdasar kelompok, pembagian keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok, dan modifikasi sistem lainnya yang akan menguatkan upaya dan komitmen tim.
Proses – Kategori terakhir berhubungan dengan efektivitas tim adalah variabel proses. Variabel-variabel proses terdiri atas komitmen setiap anggota tim terhadap tujuan, pembentukan sasaran tim secara khusus, efikasi tim, manajemen konflik yang terorganisasi baik, serta pengurangan social loafing.
-  Tujuan Bersama. Tim yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna, berfungsi sebagai arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya. Tujuan ini dapat diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas ketimbang sasaran tertentu saja.
-   Sasaran Spesifik. Tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama mereka ke dalam sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna.
-  Efikasi Tim. Tim yang efektif punya kepercayaan diri. Mereka yakin mereka akan berhasil. Hanyak sukses yang mampu melahirkan sukses. Tim yang telah sukses meningkat keyakinan mereka untuk meraih sukses di masa datang. Kesuksesan akan memotivasi mereka lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.
-  Tingkat Konflik. Konflik dalam tim tidak selamanya buruk. Tim yang sama sekali tidak pernah terlibat konflik akan mandek dan apatis. Jadi, konflik sebenarnya meningkatkan efektivitas tim, kendati tidak semua konflik punya pengaruh positif. Konflik hubungan yang berdasarkan ketidaknyamanan antar individu, ketegangan, dan permusuhan terhadap orang lain selalu bersifat disfungsi, merugikan. Kendati begitu, pada tim yang menunjukkan kegiatan nonrutin, ketidaksetujuan antar anggota seputar pekerjaan tidak terlampau punya daya rusak tinggi.
-  Social Loafing. Individu dapat bersembunyi di dalam kelompok. Mereka dapat terlibat dalam social loafing dalam upaya kelompok karena kontribusi individu tidak bisa diidentifikasi secara mudah. Tim yang efektif menggarisbawahi kecenderungan ini dengan menahan mereka yang akuntabel baik di tingkat individu ataupun  tim.

[1] Stephen P. Robbins, Essentials of Organization Behavior, 7th Edition (Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, 2003) p.101.
[2] Skema-skema yang dimuat seterusnya diambil dari Stephen P. Robbins, Essentials ...., op.cit.
[3] Stephen P. Robbins, Essentials .... , op.cit.
[4] ibid..
[5] Laurie J. Mullins, Management and Organizational Behavior, 7th Edition (Essex: Pearson Education Limited, 2005) p.520.
[6] Skema dan pengertian masing-masing bentuk tim diambil dari Stephen P. Robbins, Essentials ... , op.cit.
tags:
pengertian kelompok dalam organisasi tim organisasi tim kerja kelompok kerja tim problem solving tim self-managed work cross-functional tim virtual