DAFTAR ISI
BAB I
IDENTITAS
1. Identitas
Siswi /Klien
Dalam penyusunan studi kasus,
identifikasi siswi yang berkasus (klien) merupakan tahap awal yang harus
dilalui di dalam proses penyusunan studi kasus. Pada saat ini konselor
mengamati klien yang bersekolah di SMPN 1 pangkalan, Kec.Pangkalan. Kab.
Karawang.
a. Identifikasi Diri Siswa
·
Nama Siswi :
Icih Suningsih
·
Nama Panggilan
: Icih/ esih
·
Kelas
: 9 (Sembilan) B
·
Tempat/tgl. Lahir : karawang 10 september 1998
·
Agama
: Islam
·
Jenis Kelamin : Perempuan
·
Alamat
: Desa Wargasetra, Rt 03/Rw 05. Kec. Tegal Waru.
Kab. Karawang
·
Sekolah
: SMPN 1 Pangkalan. Karawang
·
Hobby
: Olahraga
·
Jumlah saudara : 3 (tiga)
·
Anak ke
: 2 (dua)
b. Keadaan
Kesehatan
·
Penglihatan : Normal
·
Pendengaran : Normal
·
Pembicaraan : Agak Cedal
·
Potensi jasmani : Normal
c. Fasilitas
Belajar dan Pendukung
1. Kelengkapan
belajar
a. Buku paket
:
lengkap
b. Buku catatan : lengkap
c. Ruang belajar
: tidak punya
2. Bimbingan
a. Dari ayah : pernah
b. Dari ibu :
selalu
c. Dari saudara : selalu
d. Waktu belajar : - waktu
belajar kurang teratur.
- belajar jika disuruh orang tua.
d.
Kelakuan dan prestasi Klien
a. Sikap pada teman :
Cukup baik, tidak membeda-bedakan teman.
b. Sikap pada guru :
Cukup Baik, tapi masih merasa segan untuk bertanya.
c. Prestasi :
Kurang baik/lambat, prestasi rendah.
2.
Identifikasi Orang Tua
a. Ayah
· Nama lengkap
: Ujang Muksin
· Umur/TTL : 39 tahun / Karawang , 7 April 1969
· Pendidikan
: SMP
· Pekerjaan
: Buruh
· Hubungan dengan anak : Anak kandung
· Alamat : Desa
Wargasetra, Rt 03/Rw 05. Kec. Tegal Waru.
Kab. Karawang
b. Ibu
· Nama lengkap
:
Dini
· Umur/TTL
: 31 tahun / Karawang, 28 Agustus 1977
· Pendidikan
: SD
· Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
· Alamat
: Desa Wargasetra, Rt 03/Rw 05. Kec. Tegal
Waru.
Kab. Karawang
c. Perumahan
Klien tinggal bersama ayah, ibu,
Adik dan kakaknya dalam lingkungan Desa Wargasetra, Rt 03/Rw 05. Kec. Tegal Waru. Kab.
Karawang Dalam lingkungan tempat
tinggalnya tersebut hubungan bertetangga cukup bagus. Hal ini mendukung
perkembangan sosial klien untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat di
sekitar tempat tinggal siswa berada.
Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat
di desa tempat tinggalnya tergolong menengah kebawah. Sebagian besar warga di
daerah tempat tinggal siswa bekerja sebagai buruh serabutan dan petani.
BAB II
A. Gambaran
Masalah
Dalam penyusunan studi kasus,
identifikasi siswa yang berkasus (klien) merupakan tahap awal yang harus
dilalui di dalam proses penyusunan studi kasus. Pada saat ini konselor
mengamati klien” Icih Suningsih seorang murid perempuan yang bersekolah di SMPN
1 pangkalan dalam beberapa minggu terakhir ( klien ) kelihatannya murung tidak
bergairah untuk belajar bahkan untuk beberapa nilai pelajarannya turun di
samping itu, anak tersebut cepat merasa tersinggung apabila di tegur sama
temannya di tambah lagi sering terlambat masuk kelas, oleh salah seorang
gurunya sudah di panggil dan sudah di peringatkan namun belum membawakan
hasil.
Gejala-gejala yang nampak jelas pada
diri klien diantaranya sebagai berikut:
a. Gejala
yang Bersifat Positif ,
Gejala yang bersifat positif adalah sikap atau perbuatan
yang dapat membantu dan meningkatkan proses belajar mengajar pada diri klien. Gejala-gejala
tersebut diantaranya :
1. Rajin mengikuti kegiatan sekolah
2. Tidak suka membolos sekolah
3. Rajin mengerjakan tugas/PR
b. Gejala-gejala
yang Bersifat Negatif,
Gejala yang bersifat negatif adalah sikap atau perbuatan
yang kurang baik di tunjukan beberapa minggu terakhir, yang dapat mengganggu
proses belajar mengajar pada diri klien. Gejala tersebut diantaranya:
1. Sering terlihat murung, tidak bergairah
untuk belajar
2. Cepat merasa tersinggung apabila di
tegur sama temannya
3. Sering terlambat masuk Kelas
4. Beberapa nilai pelajarannya turun
5. Bertindak semaunya sendiri
c. Pengumpulan
Data
Proses
pengumpulan data mengenai siswa yang berkasus (klien) dilakukan dengan berbagai
pendekatan. Dalam studi kasus ini pendekatan atau cara yang digunakan oleh
konselor dalam rangka pengumpulan data tentang siswa yang bermasalah ialah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pengamatan di Sekolah
·
Kepribadian :
Sebelumnya pribadi ( klien ) baik, selalu semangat dalam
mengikuti mata pelajaran, dan bahakan nilai pelajarannya baik, walaupun
cenderung mudah putus asa, kurang teliti dalam mengerjakan sesuatu dan semua
keinginannya ingin selalu dituruti. namun siswi ini (klien) tidak pernah
memilih-milih teman.
·
Tingkah Laku :
Tingkah
laku klien di rumah menunjukkan sikap yang cukup baik. Ia juga sangat patuh
terhadap peraturan sekolah. Ia termasuk siswa yang disiplin baik dalam
piketnya, datang ke sekolah atau mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah lainnya,
ramah terhadap lingkungan sekolah maupun di dalam kelas.
·
Perkembangan Jasmani :
Perkembangan jasmani klien cukup baik. Klien memiliki fisik
yang normal dan sama seperti teman-teman seusianya, bahkan termasuk anak yang
cukup lincah dan energik.
·
Klien patuh dan hormat dengan guru-guru di sekolah.:
Dalam kesehariannya, klien terlihat memilki rasa tidak
percaya diri untuk mengutarakan isi hatinya ketika ada materi pelajaran yang
belum ia pahami. Pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
klien cenderung untuk memilih diam saja. Ia tidak berani angkat tangan untuk
bertanya.
d. Berdasarkan
Wawancara
· Latar Belakang Keluarga
Berdasarkan wawancara dengan orang tua klien, klien adalah
anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan.
Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Klien dan keluarganya tinggal di lingkungan
desa Wargasetra, Kec. Tegalwaru Kab. Karawang. Rumahnya tergolong sedang dan sederhana.
Di dalam lingkungan desa tersebut klien tidak mengalami hambatan dalam
berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga hubungan
bertetangganyapun cukup baik dan akrab.
· Minat
Minat klien terhadap kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan masalah pelajaran cukup baik walaupun secara intelektual klien
tertinggal dengan teman yang lain-lainnya. Hal ini dapat dilihat dari presensi
klien yang tidak pernah membolos dan selalu masuk sekolah.
· Hobi Siswa
Siswa memiliki hobi bermain voli di rumah maupun sekolah.
Kadang waktu luangnya sering dimanfaatkan atau digunakan untuk bermain voli
daripada mempelajari kembali pelajaran yang sudah diterangkan di sekolah.
B.
DIAGNOSIS
Masalah yang dihadapi siswi SMP
sangatlah kompleks dan banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah.
Faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri, keluarga atau lingkungan.
Begitu pula yang dialami klien. Ada banyak faktor yang menimbulkan masalah pada
diri klien, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Faktor yang Berasal dari Diri
Sendiri
1.
Motivasi yang kurang
2.
Anak kurang mau
bekerja keras agar terbiasa dalam
pelajaran.
3.
Anak tidak mau meneliti kembali hasil pekerjaannya.
4.
Anak terlalu manja.
5.
Semua keinginanya harus dipenuhi
b)
Faktor dari Lingkungan Keluarga
1.
Kurang bimbingan orang tua saat belajar.
2.
Terlalu dimanja dengan selalu menuruti keinginan klien
3.
Pelanggaran-pelangaran klien kurang mendapat teguran dari
orang tua.
c)
Faktor yang Bersumber dari Lingkungan
·
Sekolah
Ø Kurang terbuka kepada guru.
Ø Kurang terbuka kepada teman satu
lingkungan sekolah
Ø Sikap mudah putus asa dalam
pelajaran maupun dalam hal lain.
· Luar sekolah atau masyarakat
Ø Kurang memanfaatkan waktu luang,
waktu hanya digunakan untuk :
- Nonton TV
- Pacaran
- Mengikuti kemajuan tekhnologi
- Mengikuti kemajuan Pasion
Dari rincian di atas dapat
disimpulkan berbagai hal yang menyebabkan permasalahan pada klien. Permasalahan
tersebut berasal dari diri klien sendiri, keadaan keluarga dan lingkungan
sekitar sangat berpengaruh terhadap sikap dan daya tangkap belajar siswa. Dapat
ditarik kesimpulan yang terjadi pada diri klien disebabkan oleh :
1. Kurang minat belajar.
2. Bimbingan dari orang tua kurang.
3. Pengaruh kemajuan teknologi
4. Anggota keluarga terlalu
memanjakannya.
5. Keinginannya belum terpenuhi
Hal-hal
tersebut berpengaruh terhadap klien yang menyebabkan klien kurang tertarik pada
pelajaran dan malas belajar atau berpikir untuk mengerjakan tugas yang
dibebankan kepadanya, bahkan untuk berpikir bersosial dengan ramah di
lingkungan sekolah sajah tidak terjamah.
C. PROGNOSIS
Langkah Memecahkan Persoalan Tersebut
1. Mengajak klien berbincang-bincang
mengenai masalah yang dihadapinya sehingga memudahkan konselor untuk megetahui
pribadi siswi dan masalah yang sedang dihadapinya serta mempermudah memberikan
bantuan dan bimbingan.
2. Memberi bimbingan yang luas pada
klien yang berhungan dengan pendidikan sehingga dapat menimbulkan minat dan
motivasi untuk meningkatkan semangat belajar dari siswi/klien yang bermasalah
tersebut.
3. Memberi pengarahan pada klien bahwa
sikapnya yang semaunya sendiri menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain di sekitarnya.
4. Memberikan pengarahan dan penjelasan
agar klien memeperhatikan penjelasan dari guru. Serta tidak mudah menyerah bila
mengalami kesulitan belajar.
5. Menasehati klien agar tidak telalu
manja pada siapapun terutama kepada kedua orang tua siswa/klien yang bermasalah
tersebut.
6. Menasihati klien agar lebih rajin
belajar.
7. Mendatangi rumah orangtuanya dengan tujuan bersilaturahmi dan penuh
kekeluargaan sesuai dengan hadits Rasulluwloh saw, yang di riwayatkan oleh
bukhori muslim, yang artinya :
Barang siapa yang beriman kepada
allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliaikan tetangganya. ( Bukhori Muslim
)
8.
Setelah
bertemu dengan orang tuanyya kemudian di pertanyakan perkara permasalahan yang
di hadapi oleh anaknya, hanyasajah dalam penyampaiannya harus penuh
kehati-hatian khawatir akan orangtuanya tidak menerima kedatangan kita. Hal ini
tertuang dalam al-quran surah al-maidah ayat 2 yang artinya :
Dan saling tolong menolonglah kamu
sekalian di dalam hal kebaikan dan taqwa dan janganlah saling tolong menolong
di dalam dosa dan permusuhan ‘’ (Al-Maidah
: 02 )
Jadi pihak kita
berkewajiban menanyakan hal’ikhwal perilaku anaknya dengan kejadian tersebut
dapat di ambil jalan pemecahannya sambil menanyakan kepada si anak mengapa
bersikap murung tak bergairah. Artinya kita bisa menyikapi karakterristik si
anak mengapa bersikap murung , kalau memang ada permasalahan pribadi si anak
apa yang terjadi bisa langsung dipertanyakan , apabila sianak secara tertutup
tidak bisa mengugkapkan, maka di cari jalan dengan menanyakan kepada
rekan-rekannya baik dalam 1 kelas 1 lingkungan teman dan rekanlain (pacar).
Sebab yang menjadi kekhawatiran pihak kita takut orangtuanya langsung mengambil
tindakan yang tidak kita inginkan kita mendatangi keluarga aank perempuan itu
karna terdesit dalam sebuah hadits menyatakan :
“Tidak sempurna iman seseorang, sehingga
dia mencintai saudaranya itu seperti dia mencintai dirinya sendiri ‘’.
Jika kita sudah sering berkunjung,
akan terbinalah rasa kasih sayang hingga lebih mencintai saudara kita itu
sebagai mana kita mencintai diri kita sendiri. Selain itu wajib bagi kita
sebagai orang tua sesuai dengan hadits rasulluwloh saw yang berbunyi : hak dan
kewajiban sebagai orang tua ada tiga (3), yang pertama (1) memberi nama yang
bagus kepada si anak ketika dia dilahirkan kedua (2), memberikan ilmu dengan jalan
menyekolahkan dan memasukan kepesantren tetkala dia berakal , ketiga (3)
menikahkan anaknya dengan laki-laki atau perempuan yang sekiranya baik dalam
penilaian kekeluargaan, keagamaan dan ketampanan apabila dia sudah mencapai
usia dewasa ( Bukhori muslim).
Dalam menyikapi hal ini orang tua wajib selalu mengawasi dan memeriksakan
keadaan pribadi si anak dalam masa di
sekolah apabila menemukan sikap anak prilaku yang berbeda dari kebiasaan adat
istiadat kebiasaan sehari-harinya perlu di sikapi dan di pertanyakan sebagai
contoh yang biasa prikau hidupnya bersikap baik dan sopan tapi ada perubahan
pada dirinya bersikap acuh tak acuh maka perlu diambil jalan dengan cara (1). Menanyakan apa yang terjadi sesungguhnya
pada diri anak itu bila kita enggan untuk menanyakan langsung akan sikap anak
tersebut maka kita berkewajiban bertanya kepada rekan-rekannya si anak
tersebut. Dengan jalan demikian kita dapat mengambil solusi dan pemecahan
masalhnya serta seraya mendatangi piahak sekolah agar kita terbebas dari beban
sesuai , karna sekolah merupakan pusat kegiatan masyarakat .semua kegiatan
kemasyarakatan dapat di tanagani di dalamnya oleh pungsionalis sekolah termasuk
pula kenakalan remaja. Antara orang tua, lembaga masyrakat dan pungsionalis
sekolah harus saling bantu membantu di dalam mengatasi berbagai permasalahan
remaja. Pembinaan masyarakat yang
sistemmatis dapat di lakukan melalui penyiapan kader-kader masyarakat,
organisasi pemuda, tenaga intelektual, suakrelawan dan lain sebaginya. Semua
itu di tujukan untuk meningkatkan pendidikan sebaian orang tua yang belum
mengerti kewajibannya sebagai orang tua,
serta sebagian remaja yang belum
mengetahui pula tentang kewajiban mereka terhadap kedua orang tuanya, leh karna
itu pada mubalig dan mubaligoh sebagai pemberi penyidikan di masyarakat
hendaklah dapat memberikan kesan kepada para remaja bahwa agama merupakan kebutuhan utama untuk
menentramkan hati mereka. Sesuai dengan pirman Allah di dalam surat Ar’raru
ayat 28 yang artinya :
“Ingatlah dengan mengingat allah
akan tentramlah hati ” ( Ar’Run :28 )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah
yang dihadapi siswi dalam kasus ini adalah terlalu manja dan setiap mempunyai keinginan
harus selalu terpenuhi, mempunyai sikap semaunya sendiri, terlebihnya lagi
siswi tersebut kurang mendapatkan bimbingan belajar, dan terlalu dimanja oleh
kedua orang tuanya.
B. Saran
Dalam
menyelesaikan suatu masalah, haruslah difikirkan dan direncanakan secara
matang, langkah-langkah yang ditempuh harus dilakukan dengan sabar, tekun dan
berkesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar